top of page
Search

Apakah Social Commerce Akan Mengalahkan E-Commerce ?

Social commerce, seperti yang kita kenal melalui platform TikTok, mengandalkan interaksi sosial untuk melakukan praktik jual beli. Potensi social commerce seperti TikTok untuk bersaing dengan e-commerce lain sangat tinggi, terutama di Indonesia, di mana masyarakat sangat senang berbelanja di TikTok. Hal ini semakin menguat setelah TikTok bergabung dengan Tokopedia, menciptakan sinergi yang menarik bagi para konsumen.


Salah satu alasan social commerce ini sangat diminati adalah karena menawarkan pengalaman yang lebih fresh dan menarik bagi pelanggan. Di TikTok, pelanggan bisa langsung melihat barang yang ingin dibeli melalui video-video yang menarik, dan bahkan mendapatkan saran serta rekomendasi dari seller secara real-time. Kemudahan yang ditawarkan, seperti berbagai fitur dalam satu platform, juga menjadi poin plus yang membuat pengalaman berbelanja menjadi lebih menyenangkan dan efisien.

Dari segi penjual, TikTok menyediakan berbagai fitur canggih seperti analytics, yang memudahkan pengumpulan data dari traffic. Data ini sangat berharga untuk menganalisis perilaku konsumen dan membantu dalam membuat kampanye pemasaran yang lebih tepat sasaran.


Selain itu, potensi produk atau toko untuk viral juga sangat tinggi karena konten bisa muncul di For You Page (FYP) para pengguna platform. Dengan fitur ini, penjual memiliki kesempatan besar untuk meningkatkan visibilitas dan penjualan mereka secara signifikan.

Jadi, kamu tim yang mana nih, Sohub? Lebih suka belanja di social commerce seperti TikTok atau tetap setia dengan e-commerce tradisional? Setiap platform punya kelebihan masing-masing, dan pilihan tergantung pada apa yang paling cocok dengan gaya belanja kamu ya

 
 
 

Comments


bottom of page